Jateng Bakal Segera Bentuk BUMD Migas

(Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan, Desember 2019 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) minyak dan gas bumi (migas) sudah berdiri di Jateng) Bisnis.com, SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menargetkan, Desember 2019 Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) minyak dan gas bumi (migas) sudah berdiri di Jateng. Pembentukan BUMD migas berbadan hukum Perseroan Daerah (Perseroda) tersebut akan mengelola migas yang ada di berbagai daerah dari hulu hingga hilir. “Kami menargetkan Desember 2019 BUMD migas dengan nama PT Sarana Migas Jateng sudah terbentuk. Karenanya, kami perlu dukungan banyak pihak, terutama dukungan anggota Bapemperda DPRD Jateng,” ujar Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekda Jateng Peni Rahayu beberapa waktu lalu.Dia menuturkan, Perseroda sektor migas tersebut meliputi hulu minyak dan gas bumi, hilir minyak dan gas bumi, bahan bakar nabati, serta jasa penunjang minyak dan gas bumi. Dalam rangka menunjang kegiatan usaha, BUMD juga membentuk anak perusahaan bekerja sama dengan pihak ketiga.Menurutnya, potensi lapangan sumur tua migas banyak tersebar di berbagai daerah. Di antaranya Lapangan Semanggi, Kabupaten Blora sebanyak 87 titik sumur, Lapangan Banyubang Blora 31 titik sumur, Lapangan Nglobo Blora 44 titik sumur, Lapangan Ledok Blora 253 titik sumur, Lapangan Tungkul Blora dan Grobogan 41 titik sumur, Lapangan Gabus Grobogan 46 titik sumur, Lapangan Keling Jepara satu titik sumur, dan Lapangan Klantung Kendal sebanyak 28 titik sumur.“Jika potensi-potensi sumber migas yang ada di Jateng dikelola dengan profesional, maka akan meningkatkan PAD. Sehingga, kesejahteraan masyarakat juga meningkat,” katanya.Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono menyebutkan, pendirian PT Sarana Migas Jawa Tengah (Perseroda) untuk membentuk BUMD sebagai pengendali dan pengelola kegiatan usaha di bidang hulu, hilir, bahan bakar nabati, energi, dan jasa penunjang migas.“Pendirian Perseroda bertujuan untuk memberikan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi daerah, menyatukan dan menyinergikan seluruh kegiatan pengelolaan dan pengusahaan minyak dan gas bumi di Jateng berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan, serta meningkatkan pendapatan asli daerah,” tuturnya. Dijelaskan, pembentukan BUMD migas di Jateng antara lain, karena Jateng merupakan salah satu daerah penghasil migas di Indonesia. Hal ini ditandai dengan ditemukannya rembesan minyak maupun gas bumi di beberapa daerah. Selain itu, sektor energi migas dan energi baru terbarukan merupakan salah satu potensi sumber daya yang dapat ditingkatkan pengelolaannya untuk meningkatkan PAD. Tidak kalah penting adalah sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri ESDM Nomor 37 Tahun 2016 tentang Penawaran Participating Interest (PI) 10%, Pemprov Jateng pada prinsipnya dapat membentuk BUMD yang bergerak dalam pengelolaan usaha hulu, hilir, dan bidang usaha PI. BUMD dengan pemegang saham Pemprov Jateng 100% tersebut, telah sesuai dengan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 539/3064/SJ Tanggal 16 April 2019 perihal Pertimbangan Penilaian dan Usulan Rencana Pendirian BUMD di Provinsi Jawa Tengah, Surat Ketua SKK Migas No SRT 0127/SKKMA0000/20019/SO Tanggal 6 Maret 2019, serta Peraturan Menteri ESDM No 37 Tahun 2016 tentang Ketentuan Penawaran PI 10% pada Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi. (k28)

SKK Migas Deteksi 10 Wilayah Potensi Cadangan Gas Raksasa

WIBJakarta, CNN Indonesia — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengidentifikasi setidaknya ada 10 potensi cadangan gas raksasa yang ada di Indonesia.

Kesepuluh potensi cadangan gas tersebut antara lain, Discovery Giant yakni North Sumatera (Mesozoic Play), Center of Sumatera (Basin Center), South Sumatera (Fractured Basement Play), dan Offshore Tarakan. Selain itu, NE Java-Makassar Strait, Kutai Offshore, Buton Offshore, Northern Papua (Plio-Pleistocene & Miocene Sandtone Play), Bird Body Papua (Jurassic Sandstone Play), dan Warim Papua.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengaku terus memburu cadangan migas baru untuk dieksplorasi di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat. Saat ini, Indonesia masih memiliki potensi migas raksasa di beberapa wilayah.

Salah satu wilayah tersebut adalah South Sumatera (Fractured Basement Play). Di sana telah ditemukan cadangan gas bumi sebesar 2 triliun kaki kubik (TCF) gas di Wilayah Kerja Sakakemang, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan dengan Repsol sebagai KKKS-nya.

“Semoga ini bisa membangkitkan semangat eksplorasi di Indonesia ke depan, karena masih banyak basin kita dan play kita yang belum di eksplorasi, dan ternyata kita menemukan yang baru,” ujar Arcandra dalam keterangan tertulis, Jumat (1/3).

Arcandra menyebut potensi cekungan gas yang ada akan bisa dioptimalkan dengan kerja keras, teknologi baru, dan sejalan dengan penyesuaian kebijakan sistem fiskal industri migas.

“Selama kita bersungguh-sungguh menjalankan semua program eksplorasi, dan dukungan dari pemerintah untuk mempermudah bisnis hulu migas di Indonesia, termasuk mendorong untuk penggunaan gross split,” ungkap Arcandra.

Ke depan, Pemerintah juga akan mempermudah penawaran Wilayah Kerja (WK) Migas kepada investor. Data mengenai Basin yang terdaftar, akan dibuka agar dapat dianalisa.

Setelah Sumur Gas Krikilan, Ada Bocoran 2 Lokasi Lain Turut Diincar

Sumber – Pelebaran akses jalan antara Desa Dresi Kulon Kecamatan Kaliori, sampai dengan wilayah Sumber yang belum dilaksanakan, menjadi kendala dalam pengembangan sumur gas di Desa Krikilan, Kecamatan Sumber. Apalagi pembangunan kilang gas tinggal menunggu waktu. Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Rembang Migas Energi, Zaenul Arifin menuturkan SKK Migas sudah mengeluarkan pernyataan bahwa akhir bulan Juli atau Agustus tahun ini akan membuka sumur gas di Desa Krikilan. Sedangkan rencana pembangunan kilang gas, diprediksi memakan biaya antara 6 – 9 Juta US Dolar. Maka untuk menarik investor lain, pihaknya berharap Pemkab Rembang mempercepat pelebaran jalan Dresi Kulon – Sumber, sebagai akses jalan utama. “Kalau kondisi jalan masih seperti sekarang, akan menjadi hambatan bagi temen-teman investor. Saya sebatas berharap Pemda bisa membuka akselerasi seluas mungkin, agar jalan dilebarkan. Tujuannya apa, ya untuk menarik investor berdatangan ke Rembang gitu lho, “ kata Zaenul. Zaenul menambahkan menurut informasi yang ia terima, nantinya tidak hanya sumur gas Krikilan yang akan digarap. Tapi Pertamina Hulu Energi (PHE) Randugunting berencana mengebor di Desa Sridadi, Rembang dan daerah Sluke. Jika ternyata kandungannya lebih besar, diharapkan Kabupaten Rembang akan mendapatkan pemasukan berlipat-lipat. Pihaknya sendiri sudah menyampaikan langsung kepada PHE Randugunting, agar setiap kegiatan yang dilaksanakan di Kabupaten Rembang, selalu melibatkan BUMD. “Saat pembentukan PT. Rembang Migas Energi, saya pernah sampaikan kepada Pansus di DPRD. Kami cukup membutuhkan modal Rp 1 Miliar saja per tahun, tapi bisa menarik investasi ratusan Miliar sampai Triliunan, agar deviden yang kita dapat berlipat-lipat. Saya sudah minta PHE, harus melibatkan BUMD. Saya saklek saja sama direksi. Takutnya seperti daerah-daerah lain, Bintuni maupun Nunukan, karena daerahnya nggak pro aktif, akhirnya ditinggal, “ imbuhnya. Sebelumnya, kandungan sumur gas di Desa Krikilan mencapai 3 juta kaki kubik per hari. Jumlah tersebut memungkinkan bertambah, karena akan ada pengeboran di titik lain, di dekat sumur gas yang sudah ada, perbatasan antara Desa Krikilan dengan Desa Ronggomulyo Kec. Sumber itu. (Musyafa Musa). Dikutip dari : https://r2brembang.com/2019/04/28/setelah-sumur-gas-krikilan-ada-bocoran-2-lokasi-lain-turut-diincar/

Saham Sumur Gas Krikilan : Arti Rezeki Anak Soleh & Durian Runtuh Bagi Rembang

Sumber – Kabupaten Rembang dianggap menerima durian runtuh, dalam pembagian participating interest (PI) atau semacam saham pengelolaan sumur gas di Desa Krikilan, Kecamatan Sumber. Pasalnya, kesempatan saham 10 % tersebut, hanya diperuntukkan bagi Kabupaten Rembang dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan Kabupaten Blora tidak mendapatkan bagian sama sekali. Direktur Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Rembang Migas Energi, Zaenul Arifin menjelaskan hal itu sudah menjadi keputusan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM). Tinggal nantinya Gubernur Jawa Tengah yang menetapkan prosentase pembagian, untuk Jawa Tengah maupun Kabupaten Rembang. Tapi ia berharap bisa dipecah masing-masing 5 % agar adil. Kebetulan Gubernur Jawa Tengah telah menerima surat penawaran PI dari Pertamina Hulu Energi (PHE) Randugunting, selaku kontraktor kerja sama. Saat ini Pemprov Jawa Tengah sedang menyiapkan pembentukan BUMD Migas khusus PI. “Saya bilang Rembang dapat durian runtuh. PHE Randugunting sudah mengebor 4 titik di Kab. Blora, namun nggak layak. Kemudian ngebor titik terakhir di Kab. Rembang, ternyata bagus hasilnya. Kami cek, pak Gubernur sudah menerima surat penawaran dari PHE Randugunting menyangkut 10 %. Sekarang tergantung pak Gub, apakah fifty fifty dengan Rembang. Itu kan duwit gratisan, karena tiap tahun kita dapat deviden, ya rezeki anak soleh, “ bebernya. Zaenul Arifin menambahkan jika benar Kabupaten Rembang mendapatkan 5 % saham, diperkirakan akan menerima pemasukan antara Rp 3 – 7 Miliar per tahun, hanya untuk titik 1 sumur. Apabila pengeboran sumur gas bertambah, maka deviden yang diterima akan semakin besar. Selain masalah pengelolaan saham yang sudah diputuskan, pihaknya bersama perusahaan mitra dari group Super Capital kini juga merencanakan pembangunan kilang gas. Hingga hari Jum’at (26/04) masih menunggu surat alokasi gas dari kementerian ESDM. Setelah perjanjian jual beli gas dengan pemerintah beres, pembangunan kilang akan dimulai. Menyangkut tempat, pihaknya sudah ada sejumlah alternatif. Namun ia belum bisa membukanya kepada publik, demi menghindari gejolak pro kontra. Tapi yang jelas berada di Kecamatan Sumber. “Jadi untuk kilang ini merupakan bagian dari Migas hilir. Kami dengan perusahaan mitra masih menunggu surat alokasi gas. Kalau ditanya kilang mau dibangun di mana, jujur saja jika saya buka sekarang takut akan ramai, “ imbuhnya. Pria asli Desa Sawahan, Rembang ini memperkirakan kalau semua tahapan lancar, bulan Mei 2019, ground breaking pembangunan kilang gas di Kecamatan Sumber sudah bisa dimulai. (Musyafa Musa). Dikutip dari : https://r2brembang.com/2019/04/26/saham-sumur-gas-krikilan-arti-rezeki-anak-soleh-durian-runtuh-bagi-rembang/